Senin, 26 Oktober 2015

PAPUA





Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 KM persegi dan termasuk pulau terbesar kedua di dunia dan pulau terbesar pertama
di Indonesia

1.Pendahuluan
Sejarah Papua tidak bisa dilepaskan dari masa lalu Indonesia. Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua merupakan pulau terbesar ke-dua di dunia setelah Greenland. Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau ini adalah wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas koloni Inggris. Populasi penduduk di antara kedua negara sebetulnya memiliki kekerabatan etnis, namun kemudian dipisahkan oleh sebuah garis perbatasan.

Papua memiliki luas area sekitar 421.981 kilometer persegi dengan jumlah populasi penduduk hanya sekitar 2,3 juta. Lebih dari 71% wilayah Papua merupakan hamparan hutan hujan tropis yang sulit ditembus, karena terdiri dari lembah-lembah yang curam dan pegunungan tinggi, dan sebagian dari pegunungan tersebut diliputi oleh salju. Perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini ditandai dengan 141 garis Bujur Timur yang memotong pulau Papua dari utara ke selatan.

Seperti juga sebagian besar pulau-pulau di Pasifik Selatan lainnya, penduduk Papua berasal dari daratan Asia yang bermigrasi dengan menggunakan kapal laut. Migrasi itu dimulai sejak 30.000 hingga 50.000 tahun yang lalu, dan mengakibatkan mereka berada di luar peradaban Indonesia yang modern, karena mereka tidak mungkin untuk melakukan pelayaran ke pulau-pulau lainnya yang lebih jauh.

Para penjelajah Eropa yang pertama kali datang ke Papua, menyebut penduduk setempat sebagai orang Melanesia. Asal kata Melanesia berasal dari kata Yunani, ‘Mela’ yang artinya ‘hitam’, karena kulit mereka berwarna gelap. Kemudian bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan juga bangsa Portugis yang berinteraksi secara dekat dengan penduduk Papua, menyebut mereka sebagai orang Papua.

Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, dimana tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palembang, Sumatera Selatan, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal sebagai ‘Janggi’.

Dalam catatan yang tertulis di dalam kitab Negara Kertagama, Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293-1520). Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365.

Walaupun terdapat kontroversi seputar catatan sejarah tersebut, namun hal itu menegaskan bahwa Papua adalah sebagai bagian yang tidak terlepas dari jaringan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara yang berada dibawah kontrol kekuasaan kerajaan Majapahit.

Selama berabad-abad dalam paruh pertama millennium kedua, telah terjalin hubungan yang intensif antara Papua dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia, dimana hubungan tersebut bukan hanya sekedar kontak perdagangan yang bersifat sporadis antara penduduk Papua dengan orang-orang yang berasal dari pulau-pulau terdekat.

Selama kurun waktu tersebut, orang-orang dari pulau terdekat yang kemudian datang dan menjadi bagian dari Indonesia yang modern, menyatukan berbagai keragaman yang terserak di dalam kawasan Papua. Hal ini tentunya membutuhkan interaksi yang cukup intens dan waktu yang tidak sebentar agar para penduduk di Papua bisa belajar bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, apalagi mengingat keaneka-ragaman bahasa yang mereka miliki. Pada tahun 1963, dimana dari sekitar 700.000 populasi penduduk yang ada, 500.000 di antara mereka berbicara dalam 200 macam bahasa yang berbeda dan tidak difahami antara satu dengan yang lainnya.

Beragamnya bahasa di antara sedikitnya populasi penduduk tersebut diakibatkan karena terbentuknya kelompok-kelompok yang diisolasi oleh perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya selama berabad-abad yang disebabkan oleh kepadatan hutan dan juga jurang yang curam yang sulit untuk dilalui yang memisahkan mereka, oleh karena itu sekarang ini ada sebanyak 234 bahasa pengantar di Papua, dua dari bahasa kedua tanpa pembicara asli. Banyak dari bahasa ini hanya digunakan oleh 50 atau kurang pemakainya. Beberapa golongan kecil tentang ini sudah punah, seperti Tandia, yang hanya digunakan oleh dua pembicara dan Mapia yang hanya digunakan oleh satu pembicara.


Sekarang ini bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa pengantar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan merupakan bahasa di dalam melakukan berbagai transaksi. Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu, versi pasar.

http://rifaipay.files.wordpress.com/2008/03/




http://www.okdiversbali.com/id/sites/default/files/styles/large/public/pictures/

1.Penduduk Asli Papua :

Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua dataran rendah dan pesisir. Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia yang material dan spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi bersama-sama.


Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 25 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:

1.Ansus
2.Amungme
3.Asmat
4.Ayamaru, mendiami daerah Sorong
5.Bauzi
6.Biak
7.Dani
8.Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
9.Enggros
10.Fuyu
11.Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
12.Iha
13.Kamoro
14.Korowai
15.Mandobo/Wambon
16.Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
17.Meyakh, mendiami Kota Manokwari
18.Moskona, mendiami daerah Merdei
19.Muyu
20.Nafri
21.Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
22.Souk, mendiami daerah Anggi dan Menyambouw
23.Tobati
24.Waropen
25Wamesa

2.Senjata Tradisional Papua :















Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.

3.Makanan Khas Papua :




Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit.Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar.Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol dan cukup bernutrisi.Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan.Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan.Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.

4.Tari Tradisional Papua

A.Tari Musyoh
  
Tari Musyoh, Sedangkan Tari Selamat Datang yaitu tarian yang diiringi dengan musik ritmis dengan pola gerak tari dinamis yang menunjukkan keceriaan hati masyarakat dalam menyongsong tamu yang dihormati. Tari ini menampilkan beberapa kelompok penari pria dengan baju adat papua lengkap dengan tameng dan tombaknya.

Tarian ini hampir menyerupai seperti tarian perang, di mana gerakan yang energik terlihat dalam memainkan tameng serta tombak, kadang-kadang diiringi nada teriakan yang khas. Itulah menjadi gerakan khas dalam tarian tersebut.

B.Tari Sajojo




Tarian tradisional Papua ini sering di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk penyambutan tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta dimainkan adalah dalam upacara adat.

Tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesempatan yang sama seperti: dalam penyambutan tamu terhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang paling sering dimainkan adalah dalam upacara adat.

Khususnya tarian panah biasanya dimainkan atau dibawakan oleh masyarakat pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau yang biasa disebut dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh para pemuda yang gagah perkasa dan berani.

Ada beberapa hal menarik pada tarian ini. Tari ini mengutamakan gerakan hentakan kaki dan tangan biasa juga di tarikan bersama dan tiap penari dapat bergerak ke kiri atau kekanan, belakang atau tatap muka atau maju serong kanan/ kiri dengan ketegasan gerak tari ini dapat di tarikan oleh 30,50 orang atau lebih sekaligus tanpa bersentuhan satu sama lain, setip penari utamakan kesamaan gerak denga penari lainnya.

Tari sajojo dan tari saman dari Aceh memiliki persamaan pada gerakannya yaitu dengan menghentak hentakan, tetapi perbedaannya pada tari saman di Aceh menghentak atau menepuk dengan tangan sang penari itu lalu jika di tari sajojo di papua para penari menghentak-hentakan kakinya dan memukul-mukul dadanya dengan maksud menunjukan kekuatan dari suku tersebut.

4. Lagu Tradisional Papua

A.Apuse

Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafabye aswarakwar
Arafabye aswarakwar

B.Sajojo

Sajojo, sajojo
Yumanampo miso papa na
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

Sajojo, sajojo
Yumanampo miso papa na
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai

Inamgo mikim ye
pia sore...piasa sore ye ye
Inamgo mikim ye
pia sore...piasa sore ye ye


5.Flora dan Fauna Di Papua

A.Flora

  Di daratan Papua sekita 75% wilayah tanah daratannya ditumbuhi oleh hutan-hutan tropis yang tebal serta mengandung ragam jenis kayu yang terbesar secara heterogen. Sebagian besar dari hutan tersebut belum pernah dijamah oleh manusia. Salah satu keunikan hutan hujan tropis di wilayah ini adalah selalu ditutupi kabut yang mengindikasikan bahwa hutan di Papua memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.
Jenis flora di Papua memiliki persamaan signifikan dengan jenis flora di benua Australia. Adapun jenis flora yang terdapat di Papua adalah Auranlaris, librocolnus, grevillea, ebny-dium dan lain-lain.
Di Papua terdapat flora alam yang pada saat ini sedang dalam pengembangan baik secara nasional maupun internasional yaitu sejenis anggrek yang termasuk di dalam Formika Orctdocede yang langka di dunia. Anggrek alam Papua tumbuhnya terbesar dari pantai lautan rawa sampai ke pegunungan. Umumnya hidup sebagai epihite menembet pada pohon-pohon maupun di atas batu-batuan serta di atas tanah, humus di bawah hutan primer.
Pohon Arancia, Librocedus, Metrosideres, Tristania, Meloleuca, Darydium, dan lain-lain, tumbuhan atau jenis pohon yang merupakan cid khas dari Papua adalah pohon Papua Cedrum Sp dan Podocarpus Popuanus. 

4.Fauna


















Seperti halnya dengan flora, keadaan di Papua pun bermacam­macam dalam dunia hewan misalnya, jenis yang terdapat di Papua tidak sama dengan jenis hewan di daerah-daerah di Indonesia lainnya seperti Kangguru, Kasuari, Mambruk dan lain-lain. Demikian pula sebaliknya jenis hewan tertentu yang terdapat di Indonesia lainnya tidak terdapat di Papua seperti Gajah, Harimau, Orang Utan dan lain-lain. Fauna di Papua terdapat persamaan dengan fauna di Australia, misalnya Kangguru, Kus-kus dan lain-lain.
Burung Cendrawasih merupakan burung yang cantik di dunia dan hanya terdapat di Papua. Selain burung Cendrawasih terdapat jenis burung lainnya seperti Mambruk, Kasuari, Kakatua dan lain-lain yang memberikan corak tersendiri untuk keindahan daerah ini.
Hewan-hewan yang langka dan dilindungi adalah burung Kakatua Putih, Kakatua Hitam, Kasuari, Nuri, Mambruk dan lain-lain yang termasuk burung Cendrawasih. Jenis fauna taut Papua jugs banyak dan beraneka ragam, misalnya ikan Cakalang, ikan Hiu, Udang dan sejenis ikan lainnya.
Wilayah Kabupaten Intan Jaya memiliki beraneka ragam Flora dan Fauna, yang sesuai dengan khas sifatnya. Maka daerah ini menjadi suatu tempat yang menjanjikan untuk melakukan penelitian tapangan bagi pars ahli ilmu alam dan ahli ilmu lain.
Fauna yang dapat dijumpai di Kabupaten Intan Jaya, seperti:
1.Cenderawasih (Nduni Bega, lokalParadisoda)
2.Kasuari (Jugi, lokal/Casuarius)
Beberapa jenis Elang (Kekelaga, lokal/Acepitridae)
3.Merpati (Wonow, lokal)
Walet (Uligi, lokal)
4.Beo/Bayan/Nuri (Mbigigi, tokailLoriusroratus)
5.Babi hutan (Tau Wogo, lokal)
6.Kanguru Tanah (Malabiso, lokal/Thylogate Spp)
7.Kus-kus/Tikus tanah (Jaso-Weta, Mal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar